Tafsir Al-Munir - Dr. Wahbah Az-Zuhaili - Jilid 2

Al-Qur'an tidak turun semua sekaligus seperti turunnya Taurat kepada Musa a.s. dan Injil kepada Isa a.s. agar pundak para mukallaf tidak berat terbebani dengan hukum-hukumnya.

CARA TURUNNYA Al-QUR'AN

Al-Qur'an tidak turun semua sekaligus seperti turunnya Taurat kepada Musa a.s. dan Injil kepada Isa a.s. agar pundak para mukallaf tidak berat terbebani dengan hukum-hukumnya. Ia turun kepada Nabi yang mulia shallallaahu'alaihi wa sallam-sebagai wahyu yang dibawa oleh malaikat Jibril a.s. secara berangsur-angsur, yakni secara terpisah-pisah sesuai dengan tuntutan kondisi, peristiwa dan keadaan, atau sebagai respons atas kejadian dan momentum atau Pertanyaan.

Yang termasuk jenis pertama, misalnya

firman Allah Ta'ala:

"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik sebelum mereka beriman" (al-Baqarah: 221)

Ayat ini turun berkenaan dengan Martsad al-Ghanawi yang diutus oleh Nabi saw. ke Mekah untuk membawa pergi dari sana kaum muslimin yang tertindas, namun seorang wanita musyrik yang bernama ‘Anaq -yang kaya raya dan cantik jelita- ingin kawin dengannya, kemudian Martsad setuju asalkan Nabi saw. juga setuju. tatkala ia bertanya kepada beliau, turunlah ayat ini, dan bersamaan dengannya turun pula ayat:

"Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman." (al-Baqarah: 221)

Yang termasuk jenis kedua, misalnya:

  • "Dan mereka bertanya kepadamu tentang anak yatim" (al-Baqarah: 220)
  • "Mereka bertanya kepadamu tentang haid" (al-Baqarah: 222)
  • "Dan mereka minta fatwa kepadamu tentang para wanita." (an-Nisaa': 127)
  • " Mereka menanyakan kepadamu tentang (Pembagian) harta rampasan perang" (al-Anfaa: 1 )

Turunnya Al-Qur'an

Turunnya Al-Qur'an dimulai pada bulan Ramadhan di malam kemuliaan (Lailatul Qadr).

Allah Ta ala berfirman,

"(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur' an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penielasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)." (al-Baqarah: 185)

Dia berfirman Pula,

"sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kamilah yang memberi peringatan." (ad-Dukhaan:3)

Dia juga berfirman,

"sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam kemuliaan" (al-Qadr: 1)

Al-Qur'an terus-menerus turun selama 23 tahun, baik di Mekah, di Madinah, di jalan antara kedua kota itu, atau di tempat-tempat lain.

Turunnya kadang satu surah lengkap, seperti surah al-Faatihah, al-Muddatstsir dan al-An'aam.

Kadang yang turun hanya sepuluh ayat, seperti kisah al-ifki (gosip) dalam surah an-Nuur, dan awal surah al-Mu'minuun.

Kadang pula hanya turun lima ayat, dan ini banyak.

Tetapi terkadang yang turun hanya sebagian dari suatu ayat seperti kalimat:

"yang tidak mempunyai uzur" (an-Nisaa': 95)

yang turun setelah firman-Nya,

"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperarg)" (an-Nisaa': 95).

Misalnya lagi firman Allah Ta ala:

"Dan jika kamu khawatir menjadi miskin, maka Allah nanti akan memberimu kekayaan kepadamu dari karunia-Nya, jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (at-Taubah: 28)

yang turun setelah:

"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis, maka janganlah mereka mendekati Masiidil-haram sesudah tahun ini" (at-Taubah: 28)

Hikmah diturunkannya AI-Qur'an secara berangsur-angsur

Diturunkannya AI-Qur'an secara berangsur-angsur (sejalan dengan manhaj Tuhan yang telah menentukan cara penurunan demikian) mengandung banyak hikmah.

Allah Ta'ala berfirman,

"Dan Al-Qur'an itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian demi bagian" (al-Israa': 106)

Di antara hikmah-hikmah tersebut adalah meneguhkan dan menguatkan hati Nabi saw. agar beliau menghafal dan menguasainya, sebab beliau adalah seorang yang buta huruf, tidak dapat membaca dan menulis.

Allah Ta'ala berfirman,

"Berkatalah orang-orang yang kafir: ‘Mengapa Al-Qur'an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?' Demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacanya secara tartil (teratur dan benar)." (al-Furqaan: 32)

Hikmah yang lain adalah menyesuaikan dengan tuntutan tahapan dalam penetapan hukum, serta mendidik masyarakat dan memindahkannya secara bertahap dari suatu keadaan ke keadaan yang lebih baik daripada sebelumnya, dan juga melimpahkan rahmat ilahi kepada umat manusia.

Dahulu, di masa jahiliyah, mereka hidup dalam kebebasan mutlak. Kalau Al-Qur'an diturunkan semuanya secara sekaligus, tentu mereka akan merasa berat menjalani aturan-aturan hukum baru itu sehingga mereka tidak akan melaksanakan perintah-perintah dan larangan-larangan tersebut.

Imam Al-Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah r.a. berkata, "Yang pertama-tama turun dari Al-Qur'an adalah suatu surah dari jenis aI-mufashshal, di dalamnya disebutkan tentang surga dan neraka, hingga tatkala manusia telah menerima Islam, turunlah hukum halal dan haram.

Sekiranya yang pertama-tama turun adalah Jangan minum khamar niscaya mereka akan berkata: 'Kami selamanya tidak akan meninggalkan khamar'

Dan sekiranya yang pertama turun adalah Jangan berzina, niscaya mereka berkata: 'Kami tidak akan meninggalkan zina’

Hikmah yang lain adalah menghubungkan aktivitas jamaah dengan wahyu ilahi, sebab keberlanjutan turunnya wahyu kepada Nabi saw. membantu beliau untuk bersabar dan tabah, menanggung derita dan kesulitan serta berbagai macam gangguan yang beliau hadapi dari kaum musyrikin. Ia juga merupakan sarana untuk mengukuhkan akidah di dalam jiwa orang-orang yang telah memeluk Islam.

jika wahyu turun untuk memecahkan suatu problem, berarti terbukti kebenaran dakwah Nabi saw.; dan kalau Nabi saw. tidak memberi jawaban atas suatu masalah lalu datang wahyu kepada beliau, kaum mukminin pasti kian yakin akan kebenaran iman, semakin percaya kepada kemurnian akidah dan keamanan jalan yang mereka tempuh, serta bertambah pula keyakinan mereka terhadap tujuan dan janji yang diberikan Allah kepada mereka: menang atas musuh atau kaum musyrikin di dunia, atau masuk surga dan meraih keridhaan Tuhan serta penyiksaan kaum kafir di neraka Jahanam.

:: | Tafsir Al-Munir Jilid 2

_____

Baca Juga :
:: | Tafsir Al-Munir Jilid 1